
Mandalay Luluh Lantak Bau Anyir Jenazah, Warga Banyak yang Putus Asa
Kota Mandalay kini berada dalam kondisi yang mengenaskan setelah serangan brutal yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Bau anyir jenazah memenuhi udara, sementara warga yang masih bertahan diliputi ketakutan dan keputusasaan.
Kondisi Terkini di Mandalay
Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar, mengalami kehancuran akibat bentrokan bersenjata yang terus berkecamuk. Banyak bangunan rata dengan tanah, jalanan dipenuhi reruntuhan, dan mayat-mayat bergelimpangan tanpa ada yang berani mengurusnya. Warga yang masih bertahan mengalami trauma berat dan kesulitan mendapatkan bantuan medis serta kebutuhan pokok.
Penyebab Kekacauan
Konflik antara junta militer dan kelompok pemberontak menjadi pemicu utama kehancuran di Mandalay. Serangan udara, baku tembak, dan pembakaran fasilitas publik membuat situasi semakin parah. Organisasi kemanusiaan melaporkan bahwa jumlah korban tewas terus bertambah, sementara ribuan warga kehilangan tempat tinggal.
Reaksi Warga dan Upaya Bertahan
Banyak warga memilih meninggalkan Mandalay demi mencari tempat yang lebih aman, sementara yang tertinggal berusaha bertahan dengan persediaan yang semakin menipis.
“Kami tidak tahu harus pergi ke mana. Semua jalanan penuh mayat dan tentara bersenjata,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Sementara itu, rumah sakit yang masih beroperasi kewalahan menangani korban luka. Para tenaga medis kekurangan obat-obatan dan peralatan dasar untuk merawat pasien.
Respons Internasional
Komunitas internasional mulai memberikan perhatian terhadap situasi tragis ini. Beberapa negara menyerukan penghentian kekerasan dan mendesak junta militer Myanmar untuk segera membuka akses bantuan kemanusiaan.
PBB dan organisasi HAM menuntut penyelidikan lebih lanjut atas pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi. Namun, hingga kini, belum ada langkah konkret yang diambil untuk menghentikan kekerasan di Mandalay.
Kesimpulan
Kondisi di Mandalay semakin memburuk, dengan warga yang terus berjuang di tengah kehancuran. Bau anyir kematian, kelangkaan bantuan, dan ketidakpastian masa depan membuat banyak warga putus asa. Dunia kini menunggu apakah ada solusi nyata untuk mengakhiri penderitaan yang sedang berlangsung di kota yang dulunya ramai dan penuh kehidupan ini.