Oknum Guru Olahraga di OKU Lecehkan 10 Murid SD

Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan – Kasus memilukan kembali mencoreng dunia pendidikan di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Seorang oknum guru olahraga di salah satu Sekolah Dasar (SD) diduga melakukan pelecehan terhadap 10 muridnya. Kejadian ini mencuat setelah beberapa orang tua melaporkan tindakan tidak senonoh tersebut ke pihak kepolisian.

Kronologi Kejadian Guru Olahraga

Menurut laporan yang diterima, pelecehan ini diduga terjadi selama beberapa bulan terakhir. Oknum guru tersebut, yang berinisial [Inisial Guru], memanfaatkan situasi di mana dirinya sering berinteraksi dengan para murid dalam kegiatan olahraga. Salah satu orang tua korban mengungkapkan bahwa anaknya kerap merasa ketakutan setiap kali ada jadwal olahraga di sekolah.

“Anak saya sering mengeluh takut ke sekolah, terutama saat pelajaran olahraga. Setelah kami desak, barulah dia menceritakan apa yang terjadi salah satu pelapor.

Langkah Kepolisian Guru Olahraga

Kapolres OKU, menjelaskan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari beberapa orang tua korban. Saat ini, pelaku telah diamankan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

“Kami sedang mengumpulkan bukti dan keterangan dari para korban serta saksi lainnya. Jika terbukti bersalah, pelaku akan dikenakan pasal terkait pelecehan anak sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Anak,” tegas Kapolres.

Reaksi Masyarakat

Kasus ini memicu kemarahan dan keprihatinan dari masyarakat setempat. Banyak yang mengecam tindakan pelaku yang seharusnya menjadi teladan bagi para siswa. Beberapa warga bahkan meminta agar pelaku diberikan hukuman yang setimpal agar menjadi efek jera.

“Ini sangat mencoreng dunia pendidikan. Anak-anak kita seharusnya merasa aman di sekolah, bukan menjadi korban dari orang yang seharusnya melindungi mereka, salah satu tokoh masyarakat OKU.

Pendampingan bagi Korban

Dinas Sosial dan lembaga perlindungan anak setempat telah turun tangan untuk memberikan pendampingan psikologis bagi para korban. Upaya ini dilakukan untuk membantu mereka pulih dari trauma akibat kejadian tersebut.

“Kami akan memastikan anak-anak ini mendapatkan dukungan penuh, baik secara psikologis maupun hukum. Kami juga meminta pihak sekolah untuk lebih ketat dalam mengawasi kegiatan belajar-mengajar