Presiden Ingin Tambah Kuota Pelajar Indonesia di Rusia

Presiden Ingin Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyatakan keinginannya untuk menambah kuota pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan tinggi di Rusia. Hal tersebut disampaikannya dalam pertemuan bilateral dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat (20/6).

Dorong Kerja Sama Pendidikan Berbasis Teknologi dan Pertahanan

Dalam pernyataannya, Presiden Prabowo menekankan pentingnya membangun sumber daya manusia unggul di bidang-bidang strategis. Ia menyebut Rusia sebagai salah satu negara yang memiliki kekuatan besar dalam pengembangan teknologi, pertahanan, dan ilmu dasar. Oleh karena itu, Indonesia ingin mengirim lebih banyak pelajar untuk belajar langsung di pusat-pusat pendidikan terkemuka di Rusia.

“Kami melihat Rusia sebagai mitra strategis, tidak hanya dalam pertahanan, tetapi juga dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan tinggi,” ujar Presiden.

Presiden Ingin Beasiswa dan Program Pertukaran Akan Diperluas

Sebagai respons, Dubes Vorobieva menyatakan bahwa Rusia terbuka terhadap permintaan Indonesia. Pemerintah Rusia siap menambah kuota beasiswa yang tersedia melalui kerja sama antarnegara, termasuk dalam skema pemerintah, universitas, dan lembaga riset.

Selain itu, rencana untuk memperluas program pertukaran dosen dan mahasiswa antara perguruan tinggi kedua negara juga sedang digodok.

Peran Kemendikbudristek dan Kemenlu

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Kementerian Luar Negeri telah mulai menyusun kerangka kebijakan baru untuk memfasilitasi pengiriman pelajar Indonesia ke Rusia. Fokusnya adalah pada bidang strategis seperti teknik nuklir, kecerdasan buatan, pertahanan siber, dan teknologi dirgantara.

“Kita tidak sekadar ingin mengirim lebih banyak pelajar, tapi juga mengirim pelajar dengan kesiapan dan tujuan yang jelas,” ujar Dirjen Pendidikan Tinggi, Nizam.

Presiden Ingin Jalur Khusus untuk Mahasiswa dari Daerah 3T

Menariknya, Presiden Prabowo juga mengarahkan agar peluang pendidikan ini tidak hanya dinikmati pelajar dari kota besar. Ia meminta dibuat jalur seleksi khusus bagi pelajar dari daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Hal ini sejalan dengan visi pembangunan nasional yang merata dan inklusif.

Langkah Menuju SDM Unggul Indonesia Emas 2045

Presiden Prabowo menegaskan bahwa penguatan pendidikan global adalah bagian dari strategi besar menuju Indonesia Emas 2045. Dalam pandangannya, pelajar yang mendapatkan pendidikan internasional berkualitas akan menjadi motor penggerak kemajuan bangsa di masa depan.

“Kita ingin melahirkan generasi yang siap bersaing di tingkat global, tapi tetap punya identitas nasional yang kuat,” tutup Presiden.